Senin, 11 April 2016

GEMM...PAAR..KESADISAN DAN PENYIKSAAN DENSUS 88 SEMAKIN MERAJA LELA, BERIKUT FAKTA DAN BUKTI-BUKTINYA


Pasalnya, Farid tidak pulang sejak tanggal 8 Desember 2014 lalu ketika berjualan di pasar Tinombo Poso Sulawesi Tengah (Sulteng). “Ada saksi yang lihat Farid disergap serta dimasukkan dalam mobil beserta motornya dengan cara kasar sampai satu sandal jepitnya tertinggal, ” ungkap Wakil Ketua Komnas HAM, Siane Indriani seperti rilis yang di terima Panjimas. com. (Baca : Komnas HAM Desak Densus 88 Stop Penculikan, Penyiksaan & Pembunuhan dengan Dalih Terlibat Terorisme)

Menanggapi rilis dari Komnas HAM tersebut, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B Nahrawardaya menyatakan, perilaku Densus 88 yang begitu brutal dan sadis pada orang-orang yang baru diduga teroris, terjadi lantaran ada usaha sistematik untuk menutupi fakta yang terjadi di lapangan (TKP).


“Transparansi pemberantasan terorisme selalu gelap. Indikasinya, kebenaran informasi hanya dibolehkan bila berasal dari Polri. Apapun keterangan Polri, dikira sebagai satu kebenaran. Tidak pernah ada kroscek saksi di tempat kejadian, ” tegas Mustofa kepada Panjimas. com, pada Kamis sore via pesan singkat.


“Sehebat apa pun saksi yang lihat sendiri peristiwa penangkapan, penembakan, pembantaian dan sebagainya, bakal dibantah sebagai info sampah. Walau sebenarnya, dalam masalah pidana umum saja, penyiksaan itu tidaklah isapan jempol, ” katanya.

Aktivis muda Muhammadiyah ini menerangkan, data yang ia dapatkan menunjukkan kalau orang-orang sebagai korban penyiksaan serta kesadisan Densus 88 atas nama pemberantasan terorisme nyatanya begitu banyak kenyataannya. Bahkan juga, korban wafat dunia sesudah memperoleh penyiksaan brutal serta sadis Densus 88 juga ramai berlangsung, tetapi amat sedikit yang di menonjolkank serta dikabarkan media mainstrem.

“Banyak kenyataan penyiksaan sadis dikerjakan oknum polisi untuk memaksa pernyataan seorang, bahkan juga korban sampai wafat. Pada masalah terorisme yang masuk kelompok Extra Ordinary Crime, saya mengira lebih sadis serta semakin banyak penyiksaan. Korban-korban penyiksaan serta korban kesadisan aparat (Densus 88 –red) dapat didapati kok siapapun, ” tandasnya.


sumber:http://www.kabarinformasi.com/2016/04/gemmpaarkesadisan-dan-penyiksaan-densus.html

Tidak ada komentar: