Sabtu, 07 Mei 2016

IMAM BERTANYA: "SAYA SEORANG ISLAM TETAPI TIDAK BISA MEMBACA AL-QUR'AN, BERDOSAKAH ITU..??" INILAH JAWABANNYA

tidak bisa baca al-quran

"Saya Seorang Islam tetapi tidak bisa membaca Al-Quran, apakah tidak bisa membaca al-Quran itu berdosa? Makasih."

Jawab :

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Salah satu bentuk pelanggaran dalam berinteraksi dengan al-Qur’an yaitu memboikot al-Qur’an. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu kepada Allah tentang sikap sebagian umatnya yang memboikot al-Quran. Allah ceritakan pengaduhan beliau dalam al-Qur’an,

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَو�'مِي اتَّخَذُوا هَذَا ال�'قُر�'آَنَ مَه�'جُورًا

Rasul berkata : “Ya Rab-ku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran itu sesuatu yang diacuhkan. ” (QS. al-Furqan : 30).

Bentuk memboikot al-Quran beraneka ragam. Ada yang sangat parah serta ada yang tingkatannya ringan.

Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan, ada 2 bentuk boikot al-Quran,

Pertama, boikot dalam bentuk tidak memperhatikan sama sekali, tidak mengimaninya serta mengingkarinya. Ini pemboikotan terhadap al-Quran yang dilakukan oleh orang kafir. Demikian keterangan Ibnu Abbas dan Muqatil bin Hayan.

Kedua, boikot dalam bentuk tidak memperhatikan maknanya sama sekali. Dia mengimaninya, membacanya, tetapi hanya di lisan, serta tak mempedulikan kandungannya.

 (Zadul Masir, 4/473).

Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan beberapa bentuk pemboikotan terhadap al-Quran,

هذا من هجرانه، وترك علمه وحفظه أيضا من هجرانه، وترك الإيمان به وتصديقه من هجرانه، وترك تدبره وتفهمه من هجرانه، وترك العمل به وامتثال أوامره واجتناب زواجره من هجرانه، والعدولُ عنه إلى غيره -من شعر أو قول أو غناء أو لهو أو كلام أو طريقة مأخوذة من غيره -من هجرانه


Ini termasuk bentuk memboikot qur’an. Tak mempelajarinya, tidak menghafalkannya, termasuk memboikot al-Quran. Tidak mengimaninya, membenarkan isinya, juga termasuk memboikot al-Quran. Tidak merenungi maknanya, memahami kandungannya, termasuk memboikot al-Quran. Tak mengamalkannya, mengikuti perintah serta menjauhi laranganya, termasuk memboikot al-Quran. Meninggalkan al-Quran serta lebih memilih syair, nasyid, nyanyian, atau ucapan sia-sia lainnya,

termasuk memboikot


al-Quran. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/108).

Dalam Fatwa Lajnah Daimah juga dinyatakan,

والإنسان قد يهجر القرآن فلا يؤمن به ولا يسمعه ولا يصغي إليه، وقد يؤمن به ولكن لا يتعلمه، وقد يتعلمه ولكن لا يتلوه، وقد يتلوه ولكن لا يتدبره، وقد يحصل التدبر ولكن لا يعمل به، فلا يحل حلاله ولا يحرم حرامه ولا يحكمه ولا يتحاكم إليه ولا يستشفي به مما فيه من أمراض في قلبه وبدنه، فيحصل الهجر للقرآن من الشخص بقدر ما يحصل منه من الإعراض

Manusia terkadang memboikot al-Qur’an, tidak mengimaninya, tidak mendengarkannya, tidak menyimaknya. Terkadang dia mengimaninya, akan tetapi tak mempelajarinya. Terkadang dia sudah belajar, akan tetapi tidak membacanya. Terkadang dia membaca, tetapi tidak merenunginya. Terkadang dia sudah merenunginya, tetapi tak mengamalkannya, tak menghalalkan apa yang dihalalkan oleh al-Quran, tak mengharamkan apa yang diharamkan oleh al-Quran, tak mengikuti hukum yang ada dalam al-Quran. Tak mengobati penyakit dalam hatinya dengan al-Quran. Sehingga bentuk pemboikotan al-Quran berbeda-beda sesuai tingkatan seseorang berpaling dari al-Quran. (Fatwa Lajnah Daimah, 4/104)

Dari semua tingkatan pemboikotan itu, ada yang sangat parah, ada yang sampai tingkat kekufuran, ada yang berada di posisi dosa besar, serta sampai ada yang dibenci secara syariat.

Memahami ini, berarti tak bisa membaca al-Quran, ada dua bentuk,

Pertama, tidak baca al-Quran karena keterbatasan yang dimilikinya.

Dia sudah berusaha untuk belajar, tetapi tetap tak bisa membacanya. Dalam kondisi semacam ini, dia tak terhitung berdosa.

Ke dua, tidak baca al-Quran karena memang cuek serta tidak perhatian dengan al-Quran.

Dia punya kemampuan, bahkan orang akademik, tetapi karena dia tak perhatian dengan al-Quran, hingga dia tak bisa membaca al-Quran. Dia malu jika harus belajar dari dasar.


Ada artis yang pinter latihan vokal, suaranya bisa fasih. Tetapi sayang, hanya di gunakan untuk menyanyi… menyanyi… tetapi giliran al-Quran, dia blepotan. Sungguh memalukan.

Tindakan semacam ini layak disebut memboikot al-Quran.

Allahu a’lam.

sumber:http://www.sehatitumahal.com/2016/04/imam-bertanya-saya-seorang-islam-tetapi.html

Tidak ada komentar: