Senin, 09 Mei 2016

SEBARLUASKAN!!!!!!“Indonesia Dalam Bahaya Besar: Rencana Keluarga Mochtar Riady & Kelompoknya” by @GheMax

Seputar akhir th. 1999 atau awal th. 2000, diadakan rapat beberapa orang Tionghoa di Universitas Atmajaya, lokasi Semanggi Jakarta.


Diprakarsai oleh Mochtar Riady dan anaknya, James Riady.

Inti dari rapat itu yaitu bahwa masyarakat di China daratan telah menggapai nyaris dua milyar orang.

Serta butuh satu negara untuk dijadikan kolonisasi (menyerupai jajahan).

Diantara satu pilihannya yaitu negara Indonesia.

Lantaran Indonesia termasuk luas wilayahnya, subur, kaya, serta rakyatnya relatif mudah dibodohi

Strateginya merupakan …

1. Bikin kompleks perumahan sepanjang bibir pantai laut Jawa.

Manfaatnya agar enteng menyelundupkan barang, serta yang paling utama yaitu menyelundupkan orang dari China daratan lewat laut.

Segera ke bawah kolong sebagian tempat tinggal mereka yang ada di bibir pantai.

Rumah-rumah itu juga berfaedah sebagai basis pertahanan, apabila berlangsung kerusuhan kelak.

Mereka dapat langsung melarikan diri ke laut dengan speed boat yang stand by di kolong tempat tinggalnya.

Cermati serta lihatlah bentuk perumahan di Pluit, Pantai Indah Kapuk, Pantai Mutiara, Ancol.

2. Mengubah UUD 1945, terlebih pasal mengenai Presiden mesti Pribumi Asli, ditukar.

Cukup cuma dengan ketentuan kalau yang terutama Presiden mesti berkewarganegaraan Indonesia. Tak mesti Pribumi Asli.

Maka orang keturunan


Tionghoa atau keturunan China dapat berpeluang jadi Presiden di Indonesia.

Masuk th. 2000-an, kita kerap lihat di mall-mall ada banyak counter memiliki ukuran 2×2 m2 dijaga oleh 5-6 orang China.

Yang dapat berbahasa Indonesia cuma 1 orang saja.

Sisanya tengah belajar bhs Indonesia, sembari menempatkan diri dengan lingkungan.

Saat ini sehabis jokowi jadi presiden serta ahok jadi gubernur DKI, mereka tak beberapa sangsi lagi.

Serta tak malu-malu lagi untuk tawarkan barang dagangan mereka, segera dengan menggunakan bhs China.

Jadi sesungguhnya Jokowi itu siapa, untuk orang China?

Pasal mengenai ketentuan jadi Presiden Indonesia di UUD 1945 memang sudah alami amandemen (pergantian) pada th. 2002.

Jadi, presiden RI kelak tak mesti suku pribumi Indonesia asli.

Butuh diingat, kalau koloni keturunan China sudah sukses merampas Singapura jadi kolonisasi mereka.

Serta jadikan suku asli di Singapura, yaitu suku Melayu, sebagai warga kelas 2.

Serta butuh diingat juga, di th. 1969-1970 etnis keturunan China pernah bikin kerusuhan di Malaysia.

Lakukan pembantaian pada orang-orang keturunan Melayu di Malaysia.

Mereka pingin jadikan Malaysia sebagai Singapura ke-2.

Kerusuhan etnis China di Malaysia sukses dipadamkan.

Perdana Menteri


Malaysia memohon pemberian pada Presiden Soeharto untuk memadamkan pemberontakan etnis China tersebut .

Presiden Soeharto kirim seseorang bernama Pitut Suharto, pakar intelijen.


Tidak ada komentar: