Senin, 09 Mei 2016

SYA'BAN ALA RASULULLAH SAW (AMALAN-AMALAN SUNNAH DAN TARBIYAH IMANIYAH DI BULAN SYA'BAN) MUHIB AL-MAJDI'{BANTU SHARE}

Sya'ban ala Rasulullah SAW (amalan-amalan sunnah dan tarbiyah imaniyah di bulan Sya'ban)

 Bln. kelalaian
Beberapa ulama salaf menerangkan hikmah dibalik rutinitas Rasulullah SAW perbanyak puasa sunah di bln. Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bln. Sya’ban dari puasa harus Ramadhan yaitu seperti kedudukan shalat sunah qabliyah untuk shalat harus. Puasa sunah di bln. Sya’ban bakal jadi persiapan yang pas serta pelengkap untuk kekurangan puasa Ramadhan.

Hikmah yang lain dijelaskan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R. A, ia berkata : “Wahai Rasulullah SAW, mengapa saya tak pernah lihat Anda berpuasa sunah dalam sebulan tertentu yang semakin banyak dari bln. Sya’ban? Beliau SAW menjawab :

ذَلِكَ شَه�'رٌ يَغ�'فِلُ النَّاسُ عَن�'هُ وَهُوَ شَه�'رٌ تُر�'فَعُ فِيهِ الأَع�'مَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَن�' يُر�'فَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

“Ia yaitu bln. di waktu manusia banyak yang lupa (dari beramal shalih), pada Rajab serta Ramadhan. Ia yaitu bln. di waktu amal-amal dibawa naik pada Allah Rabb semesta alam, jadi saya suka jika amal-amalku diangkat pada Allah waktu saya kerjakan puasa sunah. ” (HR. Tirmidzi, An-Nasai serta Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)

Bln. menyirami amalan-amalan shalih
Di bln. Ramadhan kita disarankan untuk perbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud serta witir, shalat dhuha, serta sedekah. Untuk dapat lakukan hal semacam itu semuanya dengan enteng serta istiqamah, kita butuh banyak berlatih. Di sinilah bln. Sya’ban tempati posisi yang begitu mendesak sebagai saat yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah dengan cara teratur serta kontinu. Dengan latihan itu, di bln. Ramadhan kita bakal punya kebiasaan serta terasa enteng untuk mengerjakannya. Dengan hal tersebut, tanaman iman serta amal shalih bakal menghasilkan takwa yang sesungguhnya.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata : “Bulan Rajab yaitu bln. menanam. Bln. Sya’ban yaitu bln. menyirami tanaman. Serta bln. Ramadhan yaitu bln. memanen hasil tanaman. ”

Beliau juga berkata : “Bulan Rajab itu seperti angin. Bln. Sya’ban itu seperti awan. Serta bln. Ramadhan itu seperti hujan. ”

Barangsiapa tak menanam benih amal shalih di bln. Rajab serta tak menyirami tanaman tersebut di bln. Sya’ban, bagaimana mungkin saja ia bakal memanen buah takwa di bln. Ramadhan? Di bln. yang umumnya manusia lupa dari lakukan amal-amal kebajikan ini, telah semestinya apabila kita tak ikutan lupa. Bersegera menuju ampunan Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya yaitu hal yang perlu selekasnya kita kerjakan sebelumnya bln. suci Ramadhan betul-betul datang.

Bln. persiapan menyongsong bln. Ramadhan
Bln. Sya’ban yaitu bln. latihan, pembinaan serta persiapan diri supaya jadi orang yang berhasil beramal shalih di bln. Ramadhan. Untuk isi bln. Sya’ban serta sekalian sebagai persiapan menyongsong bln. suci Ramadhan, ada banyak hal yang semestinya ditangani oleh tiap-tiap muslim.

a. Persiapan iman, mencakup :
Selekasnya bertaubat dari semuanya dosa dengan menyesali dosa-dosa yang sudah lantas, meninggalkan perbuatan dosa itu sekarang ini juga, serta berkemauan bulat untuk akan tidak mengulanginya kembali pada saat mendatang.

Perbanyak doa supaya di beri usia panjang hingga dapat menjumpai bln. Ramadhan.

Perbanyak puasa sunnah di bln. Sya’ban supaya punya kebiasaan dengan cara jasmani serta rohani. Ada cara-cara puasa sunah yang disarankan di bln. Sya’ban, yakni : Puasa Senin-Kamis tiap-tiap minggu ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13, 14 serta 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban.

Mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an dengan cara membaca kian lebih satu juz /hari, ditambah membaca buku-buku tafsir serta lakukan tadabbur Al-Qur’an.
Banyak diantara kaum muslimin yang terjerat dalam amalan-amalan bid’ah di bln. Sya’ban ini lantaran mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali serta bahkan juga palsu. Walau sebenarnya ada banyak hadits shahih yang menerangkan dengan detil bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam isi bln. yang mulia ini.

Di bawah ini kami berikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam isi bln. Sya’ban serta sebagian persiapan yang semestinya dikerjakan oleh golongan muslimin dalam rencana menyongsong kehadiran bln. suci Ramadhan. Mudah-mudahan berguna serta selamat nikmati.

Bln. puasa sunnah
Bln. Sya’ban yaitu bln. yang disenangi untuk perbanyak puasa sunah. Dalam bln. ini, Rasulullah SAW perbanyak puasa sunah. Bahkan juga beliau nyaris berpuasa sebulan penuh, terkecuali satu atau dua hari diakhir bln. saja supaya tak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Di bawah ini dalil-dalil syar’i yang menerangkan hal semacam itu :

عَن�' عَائِشَةَ أُمِّ ال�'مُؤ�'مِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَن�'هَا أَنَّهَا قَالَت�' : وَمَا رَأَي�'تُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ اس�'تَك�'مَلَ صِيَامَ شَه�'رٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَي�'تُهُ فِي شَه�'رٍ أَك�'ثَرَ مِن�'هُ صِيَامًا فِي شَع�'بَانَ

Dari Aisyah R. A berkata : “Aku tak pernah lihat Rasulullah SAW lakukan puasa sebulan penuh terkecuali puasa bln. Ramadhan serta saya tak pernah lihat beliau semakin banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bln. Sya’ban. ” (HR. Bukhari no. 1969 serta Muslim no. 1156)

Dalam kisah lain Aisyah berkata :

كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ أَن�' يَصُومَهُ شَع�'بَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

“Bulan yang paling di cintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah yaitu bln. Sya’ban, lalu beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan. ” (HR. Abu Daud no. 2431 serta Ibnu Majah no. 1649)

عَن�' أُمِّ سَلَمَةَ قَالَت�' : مَا رَأَي�'تُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَه�'رَي�'نِ مُتَتَابِعَي�'نِ إِلَّا شَع�'بَانَ وَرَمَضَانَ

Dari Ummu Salamah R. A berkata : “Aku tak pernah lihat Rasulullah SAW berpuasa dua bln. berturut-turut terkecuali bln. Sya’ban serta Ramadhan. ” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no. 1648, serta Ahmad 6/293)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis : “Hadits ini adalah dalil keutamaan puasa sunah di bln. Sya’ban. ” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)

Imam Ash-Shan’ani berkata : Hadits ini tunjukkan kalau Rasulullah SAW mengistimewakan bln. Sya’ban dengan puasa sunnah semakin banyak dari bln. yang lain. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)

Maksud berpuasa dua bln. berturut-turut di sini yaitu berpuasa sunah pada beberapa besar bln. Sya’ban (hingga 27 atau 28 hari) lantas berhenti puasa satu hari atau dua hari sebelumnya bln. Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa harus Ramadhan sepanjang sebulan penuh. Hal semacam ini sesuai dengan hadits Aisyah yang sudah ditulis di awal artikel ini, juga sesuai dengan dalil-dalil lain seperti :

Dari Aisyah RA
berkata : “Aku tak pernah lihat beliau SAW semakin banyak berpuasa sunah dari pada bln.


Sya’ban. Beliau berpuasa di bln. Sya’ban semua harinya, yakni beliau berpuasa sebulan Sya’ban terkecuali sedikit (sebagian) hari. ” (HR. Muslim no. 1156 serta Ibnu Majah no. 1710)

Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah salah seseorang diantara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) satu hari atau dua hari terlebih dulu, terkecuali bila seorang sudah umum berpuasa sunnah (umpamanya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) jadi silakan ia berpuasa pada hari itu. ” (HR. Bukhari no. 1914 serta Muslim no. 1082)


Meresapi kelezatan shalat malam dengan lakukan minimum dua rakaat tahajud serta satu rekaat witir diakhir malam.

Meresapi kelezatan dzikir dengan melindungi dzikir sesudah shalat, dzikir pagi serta petang, serta dzikir-dzikir teratur yang lain.

b. Persiapan Pengetahuan, mencakup :
Pelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan dengan cara komplit, minimum dengan membaca bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau dasar puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku yang lain.

Pelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, serta amalan-amalan yang disarankan atau mesti dikerjakan di bln. Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang mengulas hal semacam itu. Contoh (terjemahan) Mukhtashar Minhjaul Qashidin (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) atau Mau’izhatul Mu’minin (Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi) atau buku-buku serta artikel-artikel beberapa ulama yang lain.

Pelajari tafsir ayat-ayat hukum yang sehubungan dengan puasa, umpamanya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an (Al-Qurthubi), atau Tafsir Adhwa-ul Bayan (Asy-Syinqithi).

Pelajari buku-buku akhlak yang menolong mempersiapkan jiwa untuk menyongsong bln. Ramadhan.

Mendengar ceramah-ceramah beberapa ustadz/ulama yang mengulas persiapan menyongsong serta isi bln. suci Ramadhan.

Mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik untuk calon imam ataupun orang yang shalat tarawih sendirian diakhir malam (tak berjama’ah ba’da Isya’ di masjid).

Dengarkan bacaan murattal shalat tarawih beberapa imam masjid yang populer ketrampilannya di bagian tajwid, hafalan, serta kelancaran bacaan.

c. Persiapan dakwah, mencakup :
Mempersiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum’at serta dakwah bil lisan yang lain.

Bikin serlebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah serta lembar-lembar dakwah yang mengingatkan golongan muslimin mengenai tata langkah menyambut Ramadhan.

Ikuti kultum, ceramah-ceramah, serta pengajian-pengajian yang diselenggarakan di sekitaran kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan serta pembiasaan diri untuk ikuti aktivitas sama di bln. Ramadhan.

Mengadakan pesantren kilat, pelatihan keislaman, islamic study serta acara-cara semacam.

d. Persiapan Keluarga, mencakup :
Mempersiapkan anak-anak serta istri untuk menyongsong kehadiran Ramadhan dengan memperkenalkan pada mereka persiapan-persiapan yang sudah dijelaskan diatas.

Membiasakan mereka untuk melindungi shalat lima saat, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud serta witir), serta membaca Al-Qur’an.

Memberi taushiyah/kultum harian bila sangat mungkin.

Meminimalisir beberapa hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bln. Sya’ban serta Ramadhan, seperti musik-musik serta lagu-lagu jahiliyah, melihat TV, serta bebrapa aktivitas lain yg tidak membawa manfaat di akhirat.

Menyisihkan beberapa pendapatan untuk sedekah di bln. ini serta bln. Ramadhan.

e. Persiapan Mental
Mempersiapkan kemauan yang kuat serta sungguh-sungguh untuk :

Buka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, satu lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan serta diisi sedikit amal-amal keburukan

Bikin hari-hari kita di bln. Ramadhan tak seperti hari-hari rutinitas kita di bln. lain yang penuh dengan kelalaian serta kemaksiatan

Menyemarakkan masjid dengan lakukan shalat lima saat dengan cara berjama’ah di masjid paling dekat serta menghidupkan sunah-sunah beribadah yang sudah lama kita tinggalkan, seperti : bertahan di masjid ba’da Subuh hingga terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur’an, atau belajar-mengajar ; ada di masjid sebelumnya adzan dikumandangkan ; bersegera ke masjid untuk memperoleh shaf awal ; menanti kehadiran imam dengan shalat sunnah serta kemauan I’tikaf ; dst.

Bersihkan puasa dari beberapa hal yang mengakibatkan kerusakan pahalanya, seperti berkelahi, sendau gurau serta perbuatan-perbuatan iseng yang sebatas untuk isi saat tanpa ada membawa manfaat akhirat sedikit juga (main catur, main kartu, nongkrong bareng sembari menyanyi serta main gitar ; dst)

Melindungi serta membiasakan sikap lega dada serta pemaaf

Beramal shalih di bln. Ramadhan serta mengawali banyak kemauan sejak dari saat ini. Seperti ; kemauan bertaubat, kemauan buka lembaran hidup baru dengan Allah, kemauan melakukan perbaikan akhlak, kemauan berpuasa ikhlas lantaran Allah semata, kemauan mengkhatamkan Al-Qur’an kian lebih sekali, kemauan shalat tarawih serta witir, kemauan perbanyak amalan sunah, kemauan mencari pengetahuan, kemauan dakwah, kemauan menolong serta menyantuni sesama muslim yang memerlukan, kemauan memperjuangkan agama Allah, kemauan umrah, kemauan jihad dengan harta, kemauan I’tikaf ; dst)

f. Persiapan Jihad melawan udara nafsu
Mengekang udara nafsu dari bebrapa rutinitas jelek serta hasrat hidup elegan, boros, kikir, serta nikmati makanan-minuman yang lezat atau baju yang baru di bln. Ramadhan

Membiasakan lisan untuk menyampaikan beberapa pengucapan yang baik serta berguna ; menghindarnya dari mengatakan beberapa pengucapan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, serta beberapa pengucapan yg tidak membawa manfaat di akhirat

Menghindar udara nafsu dari hasrat untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan serta kezaliman

Membiasakan diri untuk hidup simpel, ulet, sabar, serta mampu menanggung beban-beban dakwah serta jihad di jalan Allah

Lakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan memperbandingkan pada program-program persiapan diatas serta tingkat kesuksesan pengerjaannya.

Berikut sekelumit amalan sunnah di bln. Sya’ban serta persiapan yang semestinya dikerjakan oleh golongan muslimin dalam rencana menyongsong kehadiran bln. suci Ramadhan.

Mudah-mudahan kita termasuk juga kelompok yang dapat punya niat, berucap, serta berbuat yang paling baik di bln. Sya’ban serta Ramadhan mendatang. Cuma pada Allah SWT kita memohon panduan serta pertolongan.

Wallahu a’lam bish shawab..


Tidak ada komentar: