Jumat, 01 April 2016
BIKIN NANGIS! Kisah Menyentuh "Telat Menikah" Yang Belum Nikah Wajib Baca ...
Aku sudah lulus dari kuliah serta telah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Lamaran pada diriku untuk menikah juga mulai berdatangan, walau demikian saya tak mendapatkan seorangpun yang dapat membuatku tertarik.
Lalu aktivitas kerja serta karier memalingkan saya dari segalanya yang lain. Sampai saya hingga berusia 34 th..
Saat tersebut saya baru mengerti bagaimana susahnya terlambat menikah. Disuatu hari datang seorang pemuda meminangku. Usianya lebih tua dariku 2 th.. Dia datang dari keluarga yang kurang dapat. Namun saya ikhlas terima dianya apa adanya.
Kami mulai menghitung rencana pernikahan. Dia memohon kepadaku foto kopi KTP untuk pengurusan surat-surat pernikahan. Aku segera menyerahkan itu kepadanya.
Sesudah berlalu dua hari ibunya menghubungiku lewat telephone. Beliau memintaku untuk bertemu secepat mungkin.
Saya segera menemuinya. Tiba-tiba ia mengeluarkan foto copyan KTPku. Dia bertanya kepadaku apakah tanggal lahirku yang ada di KTP itu benar?
Aku menjawab : Benar.
Lantas ia berkata : Jadi umurmu telah mendekati umur 40 th.?!
Saya menjawab : Usiaku sekarang tepatnya 34 th..
Ibunya berkata lagi : Iya, sama saja.
Usiamu telah lewat 30 th..
Itu berarti kesempatanmu untuk memiliki anak telah makin tidak tebal.
Sesaat saya pingin sekali menimang cucu.
Dia tidak mau diam sampai ia mengakhiri sistem pinangan pada diriku dengan anaknya.
Masa-masa sulit itu berlalu hingga 6 bln.. Pada akhirnya saya memutuskan untuk pergi melakukan beribadah umrah bersama ayahku, agar saya dapat menyiram kesedihan serta kekecewaanku di Baitullah.
Akupun pergi ke Mekah. Saya duduk menangis, berlutut di depan Ka’bah. Saya memohon kepada Allah agar di beri jalan paling baik.
Setelah usai shalat, saya lihat seseorang wanita membaca al Qur’an dengan nada yang sangat merdu. Saya mendengarnya lagi mengulang-ulang ayat :
“Dan karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar”. (An Nisa' : 113)
Air mataku menetes dengan derasnya mendengar lantunan ayat itu.
Tiba-tiba perempuan itu merangkulku ke pangkuannya. Dan ia mulai mengulang-ulang firman Allah :
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu tentu memberikan karunia-Nya kepadamu, hingga engkau jadi puas”. (Adh Dhuha : 5)
Untuk Allah, seakan-akan saya baru kali itu mendengar ayat itu seumur hidupku. Pengaruhnya luar biasa, jiwaku jadi tenang.
Setelah seluruh ritual umrah usai, aku kembali ke Cairo. Di pesawat saya duduk di sebelah kiri ayahku, sementara disamping kanan beliau duduk seseorang pemuda.
Sesampainya pesawat di bandara, akupun turun. Di ruangan tunggu saya bertemu suami salah seorang rekanku. Kami bertanya padanya, dalam rangka apa ia datang ke bandara?
Dia menjawab kalau ia lagi menanti kehadiran rekannya yang kembali dengan pesawat yang sama juga dengan yang saya tumpangi. Cuma sebagian waktu, mendadak rekannya itu datang. Nyatanya ia yaitu pemuda yang duduk di kursi samping kanan ayahku tadi.
Setelah itu saya berlalu dengan ayahku…..
Barusan saya hingga di
tempat tinggal serta ubah baju, lagi sebagian asyik istirahat, rekanku yang suaminya tadi saya jumpai di bandara menelphonku. Segera saja ia menyampaikan kalau rekan suaminya yang tadi satu pesawat denganku begitu tertarik pada diriku. Dia menginginkan berjumpa denganku dirumah rekanku itu malam itu juga. Argumennya, kebaikan itu butuh disegerakan.
Jantungku berdenyut begitu kencang akibat surprise yg tidak pernah saya pikirkan ini.
Lalu saya meminta pertimbangan ayahku pada tawaran suami rekanku itu. Beliau
menyemangatiku untuk mendatanginya. Bisa jadi dengan cara tersebut Allah memberiku jalan keluar.
Akhirnya….. saya pun datang bertandang ke tempat tinggal rekanku itu. Cuma sekian hari setelah itu pemuda tadi telah datang melamarku dengan cara resmi.
Serta cuma sebulan 1/2 sesudah pertemuan itu kami benar-benar telah jadi pasangan suami-istri. Jantungku benar-benar mendenyutkan harapan kebahagiaan.
Kehidupanku berkeluarga diawali dengan keoptimisan serta kebahagiaan. Saya memperoleh seseorang suami yang benar-benar sesuai sama harapanku. Dia seseorang yang begitu baik, penuh cinta, lembut, dermawan, miliki akhlak yang subhanallah, ditambah lagi keluarganya yang begitu baik serta terhormat.
Tetapi telah berapa bln. berlalu belum ada juga sinyal tanda kehamilan pada diriku. Perasaanku mulai diliputi kekhawatiran. Terlebih usiaku saat itu telah masuk 36 th..
Saya minta pada suamiku untuk membawaku memeriksakan diri pada dokter pakar kandungan. Saya cemas bebrapa bila saya tak dapat hamil.
Kami pergi untuk kontrol ke seseorang dokter yang telah populer serta memiliki pengalaman. Dia minta kepadaku untuk teliti darah.
Saat kami terima hasil teliti darah, ia berkata kalau tak ada pentingnya saya meneruskan kontrol selanjutnya, lantaran akhirnya telah terang. Segera saja ia mengatakan “Selamat, anda hamil! ”
Hari-hari kehamilanku juga berlalu dengan selamat, meskipun saya alami kesulitan yang kian lebih orang umumnya. Mungkin lantaran saya hamil di umur yang telah agak berusia.
Selama kehamilanku, saya tak miliki hasrat tahu type kelamin anak yang saya kandung. Karena apa pun yang dikaruniakan Allah kepadaku semuanya yaitu nikmat serta karunia-Nya.
Setiap kali saya mengadukan kalau rasa-rasanya kandunganku ini sangat besar, dokter itu menjawab : Itu lantaran anda hamil di umur telah tiba 36 th..
Setelah itu datanglah hari-hari yang ditunggu, hari waktunya melahirkan. Sistem persalinan dengan cara caesar jalan dengan lancar. Sesudah saya sadar, dokter masuk ke kamarku dengan senyuman mengambang di berwajah sembari ajukan pertanyaan mengenai type kelamin anak yang saya berharap. Saya menjawab kalau saya cuma mengidamkan karunia Allah. Tak utama bagiku type kelaminnya. Lelaki atau wanita bakal saya sambut dengan beribu sukur.
Saya dikejutkan dengan pernyataannya :
“Jadi bagaimana pendapatmu bila kamu peroleh Hasan, Husen serta Fatimah sekalian?
Saya tak memahami apa kiranya yang ia bicarakan. Dengan penuh penasaran saya ajukan pertanyaan apa yang ia maksudkan?
Lantas ia menjawab sembari menentramkan ku agar janganlah kaget serta histeris kalau Allah sudah mengaruniaku 3 orang anak sekalian. 2 orang lelaki serta 1 orang wanita.
Seakan-akan Allah berkemauan memberiku 3 orang anak sekalian untuk menguber ketinggalanku serta ketuaan umurku.
Sesungguhnya dokter itu tahu bila saya memiliki kandungan anak kembar 3, namun ia tidak mau mengemukakan hal semacam itu kepadaku agar saya tak terasa kuatir melakukan bebrapa saat kehamilanku.
Lalu saya menangis sembari mengulang-ulang ayat Allah :
“Dan sungguh, kelak Tuhanmu tentu memberikan karunia-Nya padamu, hingga engkau jadi puas”. (Adh Dhuha : 5)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan bersabarlah menanti ketetapan Tuhanmu, lantaran sebenarnya engkau ada dalam pengawasan Kami…” (Ath Thur : 48)
Bacalah ayat ini penuh tadabbur serta penghayatan, selalu berdoalah dengan hati penuh meyakini kalau Allah tak pernah serta tidak akan pernah menelantarkanmu.
sumber:http://www.pusatberitaharian.com/2016/04/bikin-nangis-kisah-menyentuh-telat.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar